Sejak
dalam kandungan, saya tidak tau apakah mama membawa saya kesawah apa tidak. Kan
belum lahir, jadi saya tak tahu apa yang terjadi dalam kandungan. Saya baru tahu diri saat
kelas dua SD. Saat itu pun hanya mengingat beberapa kejadian, seperti
mengerumuni pintu kelas, menunggu guru yang jarang datang mengajar.
Yang saya ingat dari sawah adalah saat menonton pemuda gampong bermain layangan. saya dan anak-anak lain hanya bisa menengadah kelangit, menyaksikan bilahan bambu berpadu dengan
kertas menari-nari di angkasa.
Pada usia
remaja di gampong kami, semua anak muda bisa membuat layangan, mobil dari pelepah
rumbia dan Cintra (sangkar burung). Selain skill lainnya yang diperlukan saat
dibutuhkan mama, seperti mencuci piring, memanjat pohon meninjau, mencari ikan,
menjaga api tetap menyala saat khenduri, memperbaiki pagar dan mematahkan hati
pemudi. #telolet
Sawah
berpuluh tahun lalu adalah tempat berbagai kegiatan menyenangkan selain tempat
padi berkembangbiak. Saat habis musim panen, sawah menjadi bandar udara
belalang untuk lepas landas, mendarat dan menambah keturunan. Malam
hari belalang diburu warga beramai-rama dimasukkan kedalam kaca (botol) lalu di kumpulkan dalam beulangong ie bu, lalu dibagi
sama rata ke semua warga yang pergi mencari belalang tadi, lalu bawa pulang dan
digoreng, dimakan bersama-sama sekeluarga. Saya termasuk orang yang sangat
merindukan belalang goreng ini, tapi sulit sekali mengumpulkan belalang di
tahun pancaroba ini.
Setelah
masa belalang habis, ada petani yang menunggu masa tanam padi kembali dengan
menanam kacang, semangka atau bawang disawah. Bagi yang tidak memanfaatkan
sawahnya untuk tumbuhan, kami yang masih kecil dibantu para remaja mencabut
akar padi dan membuat sepetak sawah untuk dijadikan lapangan bola. Kami bermain
bola dengan orang sekampung setiap sore sampai magrib tiba.
Sebelum
Ubat semprot (zat kimia) masuk kedalam sawah, disaat air mulai masuk untuk
perairan persawahan, air sungai juga membawa serta ikan-ikan. Bermacam ikan bisa
kita dapatkan dalam aliran sungai sawah bahkan didalam sawah bersarang ikan
Baasyir, lele, Mujair, gree, ilis dan
Kruep.
Bace
sabee mangat
Kruep
Meuketuep mangat
Gree
sigee mangat
....
Kata
orang-orang dulu yang pernah merasa betapa enaknya ikan yang didapat di sawah,
tapi semua berubah, saat pestisida menyerang.
Seorang pemuda, melihat bangunan yang rata di pinggir sawah |
***
Saat
padi mulai menguning, anak-anak kecil mulai mencoba peruntungannya siapa
terbanyak mendapatkan burung pipit (Tulo). Sangkar tulo dibuat sedemikian rupa
untuk bisa menjebak burung lain masuk kesangkar. Sangkar di buat 5 ruang, empat
pintu di dibuka sedangkan ditengahnya di taruh seekor burung pipit yang paling
berisik dikawanan yang telah ditangkap. Lalu sangkar itu ditempatkan dipematang
sawah yang padinya sering disinggahi banyak burung.
Itu cara
pertama, cara kedua adalah dengan getah nangka, getah nanga diambil meretas
sedikit batang nangka, lalu mengoles ke ranting pohon atau bambu. Lalu satu
burung yang cerewet seperti diatas diikat kakinya, sementara sekeliling burung
itu di campakkan ranting yang sudah ditaruh lem alami tadi. Dan setelah
beberapa tahun beberapa burung terjebak dan bisa dimiliki dan diperjualbelikan
di kids black market.
Tapi
semuanya berlalu setelah bahan-bahan kimia hanya baik bagi padi tapi tak baik
bagi ikan. Ikan mulai jarang sekali berenang di sawah, seiring dengan mulai
berkembang jaman kearah konsumtif, deduktif dan over production to growing more
consufmtion in instant way, yang maksudnya mau segalanya cepat.
Global
warming juga membuat anak-anak bahkan orang dewasa tidak betah lagi di sawah
belama lama karena menurut pantauan kami dari redaksi Metro Since when petani
mengeluh panas, saat berada disawah diatas jam 11 pagi.
Sawah
tidak ramah lagi anak-anak karena jarang ada yang bisa dimainkan disana.Sawah
kini sudah kejar target, setahun bisa tiga kali panen.
Setelah panen, moto krok (traktor) langsung terjun ke sawah mulai memakan tanah
disertai akar-akar padi dan memuntahkannya kebelakang menjadi areal yang bisa
ditanami lagi. Jadi selamat tinggal main bola, selamat tinggal menangkap
belalang dan menangkap ikan di sawah.
Semoga suatu saat nanti, kita kembali pada alami tanpa zat kimia membahayakan. dan menyaksikan anak-anak kita bermain layangan atau menangkap ikan dengan riang gembira di sawah.
Semoga suatu saat nanti, kita kembali pada alami tanpa zat kimia membahayakan. dan menyaksikan anak-anak kita bermain layangan atau menangkap ikan dengan riang gembira di sawah.
1 comments so far
Saya baik-baik saja kok!
Cerita yang mengalir apa adanya Rio :)
EmoticonEmoticon