Dulu sebelum kuliah, bagiku Banda Aceh
merupakan kota kunang-kunang. Kalau kesini (bagi yang baca di daerah Banda
Aceh) aku pasti singgah ke Kampong Mulia untuk melihat kunang-kunang, setiap
malam kunang-kunang berterbangan di atas bak
dah di Seputaran Kampong Mulia. tapi semua berubah, saat Tsunami menyerang.
Pada
pagi 26 Desember 2004 gempa bumi. Saya terkejut dan terbangun, melihat keluar
jendela, saya lihat bangunan sekitar rumah bergoyang seperti pohon di tiup
angin. Saat itu saya di berada di lantai dua.
Nyakwa
(kakak Ayah) dari bawah memanggil mangil “Bal….turun… gempa…!!” saya berlari
turun, terhuyung huyung di tanga dan berhasil keluar rumah bergabung bersama
tetangga-tetangga, pagar rumah tetangga ada yang roboh, tetangga jauh yang mau
mengadakan resepsi pernikahan juga roboh pagar betonnya, roboh ke atas tempat
penyimpanan hidangan.
Suara
gemuruh aneh terdengar dari arah laut, orang tiba-tiba ramai berbondong-bondong
di jalan melalui kampung mulia ada yang berteriak “Air laut naik!!”
Saya
tak percaya, malah tertawa sama tetangga dan bilang “Mana mungkin air laut
naik” tapi Nyakwa dan Ayah saat itu berinisiatif supaya kami semua naik ke
lantai atas rumah, beberapa orang ikut naik ada juga yang memilih ikut orang desa lain untuk lari
ketempat yang aman.
Suara gemuruh itu rupanya betul ombak laut yang
hitam pekat menghancurkan rumah-rumah yang di laluinya,suara tasbih membumbung
kelangit, kami berada di lantai dua rumah. Nyakwa berdoa sambil menangis rumah
kami tidak rubuh lalu air menabrak Smp Adidarma di samping rumah kami, Smp itu
pun rubuh seketika,saya lihat orang-orang hanyut di bawa air hitam itu mereka
mencoba berenang mencari tempat berpegang supaya tidak hanyut lebih jauh,saya
berusaha meraih beberapa orang yang bisa saya selamatkan.
Dulu saya tak seberapa kenal masyarakat Kp.
Mulia. Tapi saat mengungsi ke kantor DPR, setelah turun dan melewati tumpukan
reruntuhan rumah dan mayat bergelimpangan di segala penjuru dari Lampulo sampai
Kampong Keramat, kami berhasil mencapai kantor DPR dan menggelar tikar seadanya
di terasnya untuk sekedar tempat bermalam.
Pamanku adalah pahlawan disaat itu, dia diantara
para korban yang berlarian ketempat yang aman dan menyelamatkan diri sendiri,
beliau mencari orang yang bisa menolong kami sekeluarga untuk mengungsi
ketempat yang lebih aman.
Entah dari mana dan bagaimana caranya dia pulang
dengan seseorang dengan mobil dan mengangkut kami semua ke Lampeuneurut, di
tempat paman.
Kami mengungsi sementara di dekat kuburan Massal
disana, setiap hari kami melihat mayat yang dibawa dengan truk kuning dan
dimakamkan dengan Beko.
Mayat dalam satu liang bertindih-tindih dengan
kafan kantong mayat warna kuning. Saat keluar mencari makanan ke Lambaro,
relawan PMI di dekat bundaran Lambaro sedang mengangkat mayat dan menyusunnya
dengan rapi, air mataku mengalir saat melihat jumlah mayatnya memenuhi teras
pertokoan sampai tak ada tempat berdiri.
Diantara yang datang ke Aceh saat itu adalah Sepp
Blater. Presiden FIFA itu langsung ke Aceh tanpa transit ke Jakarta, tempat
Nurdin Khalid sedang di hujat karena gagal memajukan sepakbola Indonesia.
Koffi Anan juga tidak ketinggalan,
kami sampai-sampai ke Bandara menunggu beliau, dan banyak warga yang
bertanya-tanya mana Koffi Anan, karena wajahnya tidak mirip artis.
Jackie Chan tidak mau berlama-lama
bereforia dengan film Rob B Hood nya. Dia datang mengunjungi ‘warganya’ di
Penayoeng. Berbaju orange dan ada tulisan cinanya. Senyuman ikhlasnya Cukup mengobati luka warga
peunayong yang susah payah lari bahkan ada yang berenang-renang di air pekat
menyelamatkan diri.
Jackie Chan adalah aktor yang tak
pernah berciuman di semua filmnya. Dia memberikan bantuan tidak
tanggung-tanggung. Sebuah komplek perumahan! Dan barisan rumah sama-sama semua
itu kini menjadi perumahan paling ramah di Aceh.
Dan yang paling membanggakan adalah
pemain termahal dunia yang baru saja memecahkan rekor top skor liga. 25 gol di
hanya di 15 laga. Dia datang ke Aceh, menjemput Martunis, pria yang terombang
di laut setelah Tsunami, memakai baju timnas Portugal.
Kita di hari ketiga Tsunami sudah bisa
melihat pesawat-pesawat dua baling-baling yang biasa kita lihat di TV. Kini
pesawat technology tinggi itu terbang diatas rumah-rumah kita membawa bantuan.
Berkah Tsunami adalah hidupnya pasar
Keutapang, Lampeneurut, Neusu dll. Kalau dulu perdagangan hanya terfokus di
Pasar Aceh. Orang tak mahu belanja di tempat lain kecuali di dekat-dekat masjid
Raya.
Kekhalifahan Turki Utsmani juga tidak
berhenti memberi makan warga kota Banda Aceh dengan rotinya yang fenomenal.
Beberapa masyakarat tak pernah melihat roti sebesar itu sebelumnya. Dan
masyarakat jadi rajin shalat ke masjid raya, karena didepan masjid raya roti
itu di bagi setiap Jum’at.
Mobil-mobil pengambil sampah ke
Khalifahan juga tak pernah berhenti kecuali malam dan jam istrirahat untuk
membersihkan kota.
Tentara Jerman mendarat di pelabuhan
darurat Alue Naga. Mereka semua lupa dan sengaja tidak membawa senjata. Jeep
banyak di turunkan membawa obat-obatan, mereka menguasai RSUDZA untuk membantu
korban yang patah tulang kaki dan tangannya.
Kami berhari-hari makan sagoen
(sejenis roti tawar penuh gizi tapi tak enak) lalu barulah tiba roti bantuan
UNICEF kalo gak salah. Itu baru enak dan lumanyanlah di makan sehari-hari.
Kami mengungsi ke gedung DPR, Cuma
beberapa hari lalu dikasih barak di dekat Stadion Harapan bangsa Lhoong Raya.
Karena banyak barak didirikan di Aceh setelah Tsunami, Barak Obama jadi
Presiden Amerika beberapa tahun Setelah Tsunami. Masyarakat amerika saat itu prihatin
dengan banyak warga Aceh yang hidup di Barak, sehingga mereka memenangkan
Barrack. Presiden amerika pertama yang kulit berwarna.
Sekarang kita sudah sembuh, pasar Aceh
sudah mewah tak bermenengah kebawah lagi. Aceh damai walaupun banyak ketidak
adilan disana sini. Pengajian sudah Aktif di Desa-desa. Maksiat sudah mampu di
kurangi sedikit demi sedikit di setiap kota.
Semoga tahun 2020 Aceh kembali menjadi
kota serambi Mekkah. Jangan ada lagi temuan mesum, perjudian, pembunuhan,
pencurian kecil dan pencurian besar oleh pejabat yang di amanahkan mengelola
uang rakyat.
Semoga Aceh tetap aman dan tidak mudah
di tipu lagi oleh siapa saja yang mau menipu, semoga rakyat makin dewasa dan
tidak main hakim sendiri terhadap beberapa perkara.
Di Aceh beberapa masyarakat lebih
takut di teriakkan Air laut naik daripada Harga minyak naik. #terimakasihJokowi
EmoticonEmoticon