Malam pertama Tsunami
Illa
yubassirun (Bak Siren) di depan SMP Adidarma adalah pahlawan di kampung Mulia. Pohon
fenomenal yang terkenal rapuh ini berbeza di hari tsunami, dia sanggup menopang
rame orang Jamah tablig diatasnya. Sebagaimana kalian tidak tahu di satu sudut
di Kampong Mulia itu di kuasai orang Jamaah Tablig. Selama masa itu banyak
jamaah Tablig di desa kami. Saya juga kadang-kadang ikut-ikutan orang itu. karena salah satu pemilik warung nasi paling enak di Peunayong milik salah satu petinggi JT, jadi kami sekali-sekala dapat makan gratis.
Maka di
hari yang naas itu kampung mulia di penuhi berbagai macam barang, dari
perabotan, pendinding rumah kayuan, sampai perahu sampan. Yang jadi lambang
merek sabun di kala nenek kita remaja dulu.
Aku adalah
manusia tampan luar biasa yang terkena dampak sunami. Aku merelakan bajuku
yang fashionable satu lemari buat korban yang terbuka bajunya di pagi hari. Satu
lemari berhasil berpindah tangan di saat adikku Farvizal Saputra yang saat itu
mau menjadi gitaris tapi gitarnya di jarah dan dia gagal meraih cita-citanya
jadi musisi papan atas.
![]() |
Lhoknga Sebelum Tsunami |
Manusia
lain yang tampan adalah Rinal. Dia menolong seorang cewek Asal melaboh yang
hanyut dengan cara yang sangat heroik. Cewek itu terapung memengang kulkas,
mungkin saat Tsunami menerjang dia ingin memasak dan sedang mencari buah dekat pegang (Tomat) di dalam kulkas
tapi dia terbawa air.
Pamanku
pertama kali melihat cewek itu, dia berteriak padaku
“Iqbal, ureung inong
nyan, katulong siat”
“Glek” aku menelan ludah, bagaimana aku dengan skill
berenang pas-pasan bisa menolong seorang perempuan tidak soleha didalam air bah
yang hitam bergulung-gulung di lapangan SMP adidarma. Tapi demi misi
kemanusiaan PBB dan supaya didalam kehidupan ini aku berguna untuk orang lain. Dan
setidaknya kalau aku mati nanti, tidak malu sama orang mati lain saat ditanya
kenapa mati.
“Saya meninggal gara-gara menolong seorang wanita bang”
‘Droen paken meninggai bang”
“oh, Lon, gara-gara balap-balap Honda teupok becak dong”
Kembali
ke Topik Syiah kuala. Jadi saya buka baju, di baju dalam bertuliskan R di dada,
melompatlah kedalam air. Berenang gaya
batu dan gaya bebas. Aku mencoba meraih tangannya, walaupun bukan muhrim, tapi
ini ad-darurah. Syeikh Azhar Idrus bilang boleh.
“Pegang
tanganku, aku datang menyelamatkanku” ucapku sambil membetulkan poni, kipas
angin melambaikan rambut dan pencahayaan di fokuskan kemuka.
Aku
meraih tangannya dan mencoba menariknya
ke Atap tempat kami berlindung, tapi tangannya terlepas dan dia kembali
hanyut. Rinal melihat kejadian itu langsung melompat ke air, dia mengambil tali
dan mengikat tangan cewe itu dan menyuruh cewek itu naik keatas springbed
hanyut dan dia menarik tali ke atap, mudah sekali dan cewek itu selamat. Aku merasa
sebagai pahlawan gagal.
#cwedih
Hari laju
malam, orang-orang di yubassirun jalan dan bermalam di atas rumah kami, tidur
ditemani banyak jenazah di bawah. Malam terhoror di dalam sejarah saya. Saya tak
bisa tidur karena ada suara orang minta tolong dibawah dan tak tahu dimana
karena saat itu malam gelaplah sangat.
Kami sempat menemukan seekor ikan bagok yang sesat di bawah
tadi sore dan memanggangnya dengan membakar balee tring di teras atas rumah.
Paginya
kami menemukan dimana suara minta tolong semalam, rupanya ada seorang dosen
bermalam di atap tetangga, kakinya patah dan harus kami papah turun dari sana. Permitaan
pertamanya adalah
“Ada rokok?”
Ada lagi
yang fenomenal, seorang anak yang penuh luka diwajahnya, pasukan yang selamat
di yubassirun juga, katanya dia ditolong oleh orang jamaah tablig diatas bak
siren setelah timbul dan tenggelam di air tsunami. Perjuangannya sangat besar
untuk selamat. Sampai sekarang aku tak kenal siapa dia dan tak tahu namanya. Terakhir
kulihat anak seperti itu di film Samurai X : Kyoto Inferno, dia sudah pakai
perban banyak sekali menutupi lukanya.
Tsunami merupakan pelajaran bagi kita semua untuk dijadikan kita tanggap bencana di masa depan. Agar kita tidak melupakan bangaimana itu rumah Aceh yang menjadi rumah adat anti bencana.
Fungsional rumah aceh yang kata orang-orang tua dulu adalah tipikal rumah anti gempa. Anti banjir anti kebakaran dan antimo sahabat anak.
Kalau tak ada yang mau tinggal dirumah Aceh, carilah model rumah lain yang anti gempa atau bisa terbang ke Angkasa kalau terjadi bencana
Tsunami merupakan pelajaran bagi kita semua untuk dijadikan kita tanggap bencana di masa depan. Agar kita tidak melupakan bangaimana itu rumah Aceh yang menjadi rumah adat anti bencana.
Fungsional rumah aceh yang kata orang-orang tua dulu adalah tipikal rumah anti gempa. Anti banjir anti kebakaran dan antimo sahabat anak.
Kalau tak ada yang mau tinggal dirumah Aceh, carilah model rumah lain yang anti gempa atau bisa terbang ke Angkasa kalau terjadi bencana
EmoticonEmoticon