Travel
taraweh di mulai malam kedua. Malam kedua tahun lalu kami pergi ke masjid Jami’
Sigli, karena yang ceramahnya pak Bupati. Tapi ceramah beliau kurang menarik,
jadi malam kedua tahun ini, kesana lagi. Rupanya bukan bupati, tapi Ustad Amri
Lc, MA. Beliau mengatakan kalau bulan ini bulan ramadhan. Siapa bilang bukan?
Bulan
Ramadhan ini adalah bulan kita memperlelah raga, supaya jiwa kita bersih dari
dosa. Beliau juga mengatakan kalau bulan ini jauhilah orang-orang yang banyak
bicara. Lebih baik diam atau berkata yang baik-baik saja.
Malam
ketiga bergerilya lagi kemasjid kampung. Mengambil kain sarung di lemari mama, mengambil
baju koko yang tak lagi di pakai papa dan peci peninggalan belanda. Yang lusuh
dan tak berdaya. Menyusup ke saf ketiga. Tak ada yang curiga saya bukan orang
kampung sana. Sungguh indah Islam ini. orang asing di desa asing malah di
lindungi dengan merapatkan saf. Kalau ada algojo yang memukul pasti kena yang
samping duluan. Saya kenak nantik di akhiran.
Malam
keempat masih dengan baju koko dan menuju tujuan selanjutnya. Menasah Blang
Asan. Daya tarik menasah ini adalah banyak sisa buka puasanya, jadi sambil
taraweh bisa minum susu. Ups! Maksud saya sebelum taraweh minumnya.
Malam
keduapuluh baru bahaya. Baju koko lusuh sudah kotor. Mama mencuri start dengan
beberapa hari lalu membeli baju koko yang bagus. Apalah arti baju yang bagus
tanpa kain sarung yang mantap. Maka kupilihlah kain sarung terbaik dalam lemari
mama. Ambil juga peci sendiri yang mirip peci soekarno di poster sekolah.
Rugi
baju bagus kalau tidak saf pertama. Di mesjid antah berantah ini. salam-salaman
sama orang ini, yang mungkin pak Imam masjid. Beliau bertanya
“Teungku
dari safari Ramadan ya?”
Saya berfikir, tersenyum dalam hati. Lalu memilih mengatakan
“iya” tapi puasa tak boleh bohong. Tapi ini sudah malam. Tidak puasa lagi. Udah
buka tadi pas beduk.
Lalu
setelah shalat Isya pak Khatib bangun dan berbicara.
“Alhamdulilah di tengah-tengah kita sudah hadir tim Safari
Ramadhan dari banda Aceh. Kepada Tgk. Riazul kami persilahkan dengan segala hormat!”
Saya
bangun, membetulkan peci dan menuju mimbar. Dalam hati sudah ketawa
guling-guling. Tapi tak ada salahnya. Ini demi kebaikan. Sampaikanlah walaupun
satu ayat.
“Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Yang telah
menciptakan bapak-bapak yang ganteng-ganteng dan ibu-ibu yang cantik-cantik”
saya mulai ceramah.
Selawat kepada nabi Muhammad Shalallahu Wasallam. Yang telah
menyampaikan Islam kemuka bumi.
Penghormatan saya kepada Pak Keuchik, Imam masjid dan
terutama kepada jamaah calon penghuni syurga Semuanya.
Entah
apa lagi saya ceramah, pokonya segala isi kepala tentang ramadhan saya bilang
semua. Dan tujuh menit berlalu saya kehabisan bahan dan menutup Tausiah. Pak
Iman suruh saya jadi imam, saya menolak. Menolak pak imam sampai tersungkur. Eh
salah. Menolak jadi Imam. Kata saya pak Imam istrinya lebih cantik. Baru beliau
mau.
Taraweh
lancar 20 rakaat lalu saya pulang te
#PenaKamiTidakPuasa
12 comments
hahhaaaaaaaaaa...
tes :D
Jiahhaha
seketek le sigoe
fu...
u masid reubee sigou...
ini udah layak kan? hehe
you shall not pass the test.. hehe tank yuu guru
youhuhuhu
hanjeut ta karat... anco teuboh teuh di hajar massa...
youhuhuu
salam kenal :-)
EmoticonEmoticon