Salah
satu keistimewaan bulan puasa dari jutaan chocochips kemulian lain, selain dari
pada banyak menu berbuka adalah shalat tarawih. Tak disangka dan tak di duga
sudah berapa masjid dan menasah yang beruntung saya kunjungi.
Setelah
meneliti beberapa masjid. Ada dua masjid yang menjadi favorit saya. Yang pertama
masjid Keunire dan yang kedua masjid Muhammadiyah. Masing-masing masjid ini
punya keistimewaan masing-masing. Masing-masing akan saya jelaskan satu persatu
asing-asing di paragraph selanjutnya.
Masjid
Keunire. Masjid yang sedang di rehabilitasi dan di rekontruksi ini terletak
sangat strategis di simpang empat jalan menuju Garot kalau lurus, belok kiri ke
Pidie, belok kanan ke Gle Gapui dan kalau berhenti kita berada di Tumpok 40. Masjid
ini adalah masjid paling cepat memulai tarawih di Negara API (Aceh Pidie Indah)
tercinta ini.
Pas
masuk waktu Shalat mereka langsung Azan dan setelah shalat Sunnah Rawatib
mereka Azan dan Langsung Shalat isya. Shalat rawatib lagi. Lalu langsung
tarawih. Imam yang agak sedikit gempal dengan sigap membaca ayat-ayat di Juz
Amma. Memang ada patternnya kalau mau Shalat delapan rakaat kita sudah bisa
siap-siap keluar saat surat Al-Fiil. (Jangan teringat sama lagu Roby William)
Jamaah
di masjid ini banyak. Ada enam sampai tujuh saf permalam. Jika sendalnya semua di kumpulkan. Kita
bisa buka lapak di depan pasar Atjeh. Jam Sembilan sudah siap tarawehnya. Selain
para jamaah di anjurkan mematikan hape. Juga di anjurkan memakai helem dan
sabuk pengaman. Tapi jumlah rakaat tetap 20, bukan seperti di masjid Bulog. Sudah delapan rakaat. Ayatnya Cuma satu ayat. Perhitungan kali sama Allah. Allah sudah
memberikan kita buanyak sekali nikmat. Masak baca ayat. Satu-satu ayat.
Yang
kedua masjid Muhammadiyah. Saya bukan muhammadiyah, tapi Imam disana
kadang-kadang guru ngaji saya. Jadi saya kesana. Kalau Imamnya guru saya. Saya salat
sampai dia keluar, kalau bukan, habis Isya langsung kabur. Salat disini paling
lain dari masjid umumnya. Kalau masjid lain 2-2 rakaat sampai 20. Sedangkan di
masjid ini 4-4-3. Ceramah sehabis isya juga ada. Tapi penceramah duduk, tidak
berdiri seperti masjid lain.Di masjid ini safnya Cuma dua. Saf ibu-ibunya juga
dua. Kalau dikumpulkan sendalnya Cuma bisa di bawa ke kampung-kampung. Tak bisa
di buat lapak.
#PenaKamiTidakPuasa
1 comments so far
Wah, ternyata di mesjid Bulog begitu ya. Hmmm
EmoticonEmoticon