Home
Unlabelled
Kalau Ramadhan Tak ada setan, Kamu Setannya!
Kalau Ramadhan Tak ada setan, Kamu Setannya!
Sebenarnya
bulan itu ada dua. Satu bulan di langit, satu lagi di kalender. Kasian bulan
madu tak masuk hitungan Karena yang tulis ini tak kenal sama bulan yang
itu. Bulan di kalender terbagi 12, bulan di langit pernah juga terbagi dua,
tapi setelah di belah bersatu lagi. Itu terjadi
di jaman Nabi kita Muhammad SAW.
Hadirnya bulan puasa, begitu special di
desa-desa dan kota. Orang yang tak biasa ke musalla, kini berdesak-desakan
hadir di malam pertama tarawih. Termasuk saya. Bang neymar jualan siomay, Bang
Jo jualan kacang ijo dan bang Din Jualan udang pancing, semua ke musalla malam ini.
Saya
telat datang, terpaksa pulang balik ngambil tikar, karena tak muat lagi di
dalam. Tapi tidak waktu puasa saja musalla kami penuh, waktu pembagian kompor
gratis juga penuh loh! Malah itu ibu-ibu semua, ngantri sampai luar pagar.
Dan
bulan puasa bulan penuh berkah, rahmah dan magfirah. Anak-anak gadis yang biasa
berlengak lengok di jalan desa dengan baju tidur, kini mulai berjilbab
kemana-mana. Shubuh-shubuh sudah menenteng mukena, menuju musalla kami
tercinta. Sialnya bagiku pagi itu, aku kemasjid karena kupikir di masjid lebih
banyak jamaahnya dan ada ceramahnya, ternyata iya!
Sepulang
dari masjid baru terasa sialnya. Bukan hilang sandal seperti biasa, tapi anak
muda kota yang pulang berpasangan. Ini masih belum jam enam. Cuaca masih dingin
menusuk tulang dan hal ini di manfaatkan oleh mereka untuk jalan-jalan. Setelah
shalat fajar bareng, yang pahalanya lebih baik dari langit bumi dan seisinya.
Kini mereka menambah dengan maksiat yang dilipat gandakan dosanya di bulan
mulia ini.
Aku
pikir kegiatan pacaran ini akan berhenti di bulan suci ini. ternyata oh
ternyata. Mana janji pemerintah kalau pasangan bukan muhrim tak boleh di satu
motor kecuali di kejar harimau? Kalau minuman keras sumber dari semua
kejahatan, saya pikir pacaran itu adalah sumber segala maksiat.
Lebih
parah lagi saat tarawih. Izin di rumah pergi tarawih, rupanya jalan-jalan sama
pacar! Kalau dulu Cuma malam minggu, kini semua malam jadi malam minggu. Malah akan
membludak malam jum’at. Yang seharusnya kita di rumah baca Yaasin dan Al-Kahfi.
Ini malah mencari murka Ilahi di jalan-jalan kota.
Padahal
betapa Allah mengatur kita sangat sempurna. Bulan puasa ini semua kegiatan
lagha (sia-sia) di hentikan, misalnya nongkrong di warung kopi, tak bisa
dilakukan lagi bulan ini. setan-setan di belenggu. Jadi tak ada lagi yang menggoda
kita untuk bermaksiat. Tapi kenapa banyak juga terjadi maksiat? Apa hati kita
yang sudah sangat bersih! bersih dari iman.
Beberapa
mala mini saya pergi tarawih, dengar ceramah. Yang mencengangkan pertama kata
pak ustad adalah hadits nabi “satu huruf saja kit abaca Al-qur’an di bulan
Ramadhan, itu kita dapat 700 kebaikan” lalu habis ceramah itu saya langsung
pulang, cari dimana Qur’an saya. Setelah setengah jam, rupanya Al-qur’an itu di
atas lemari, sudah berdebu. Kalau Al-Qur’an itu pacar saya, mungkin saya akan
di tampar dan dia akan berkata.
“Kamu
kemana aja, telpon gak pernah, sms gak pernah?! Kita putus!” ya udah putusin
aja, kan pacaran itu haram.
Awal
Ramadhan selalu ku isi dengan kesolehan yang teramat sangat. Ngaji, baca qur’an.
Shalat, shalat malam. Tapi pertengahan sudah mulai aneh, selalu terpikir untuk
baju baru. Bantu-bantu nyakwa bungkusin parsel, kerja siang malam dan jauh dari
Al-qur’an lagi demi mengejar materi bahan baju koko untuk Idul fithri. Semoga tahun
ini gak lagi. Amin.
#FLPMengguncangRamadhan
2 comments
Amin bg. Semoga tahun ini enggak lagi.
#berapa baju baru lebaran ni? haha
ratusan!! #iklan tango
EmoticonEmoticon